Persaingan sepeda
motor jenis skuter matik di Indonesia selama beberapa tahun terakhir didominasi
oleh Honda dan Yamaha. Di kelas mesin di bawah 125ccc Honda begitu dominan
dengan model Beat-nya yang setiap tahun rata-rata terjual sekitar dari 850 ribu
unit, disusul Scoopy dengan rata-rata penjualan setaip tahun 250 ribu unit
sedangkan Yamaha hanya mampu mengekor lewat Mio M3 dengan penjualan sekitar 140
ribu unit setahun. Jika dilihat secara keseluruhan market share sepeda motor bermesin <125cc menguasai sekitar 25%
dari total penjualan sepeda motor di Indonesia. Ini artinya segmen sepeda motor
di kelas ini sebenarya cukup menarik dan potensial mengingat mayoritas
masyarakat Indonesia lebih mencari motor dengan cc yang tidak terlalu besar
karena harga terjangkau, perawatan yang relatif mudah dan murah, irit bahan
bakar, dan pajak yang rendah. Sayangnya dominasi Honda terlalu mencolok di kelas
ini yang membuat seakan-akan merek lain tak punya “amunisi” bagus untuk
melawannya, terutama Suzuki yang penjualannya belum bisa kembali pulih seperti
di era 2000an meskipun perlahan mulai bangkit.
Suzuki
sebenarnya mempunyai dua model yang cukup potensial untuk bermain di kelas ini,
yaitu Next II dan Address. Suzuki Address sebenarya sangat menarik karena punya
sejumlah keunggulan yang tidak dimiliki oleh model lain di kelas ini, yaitu
bagasi yang ekstra luas sebesar 20,5 liter dan tangki bahan bakar 5,2 liter.
Satu-satunya lawan yang sepadan yaitu Honda Spacy telah disuntik mati oleh
Honda. Jujur sebenarnya Honda Spacy dan Suzuki Address adalah 2 model yang paling
menarik dan memiliki fungsionalitas tinggi dibandingnkan model lain di kelas
ini. Sayangnya pasar Indonesia kurang menyukainya atau karena marketingnya
kurang menarik? Memang jika dilihat keduanya cenderung memiliki bahasa desain
yang lebih elegan dan membulat sehingga terlihat kurang sporty dan “anak muda look”
seperti kebanyakan model di kelas ini. Tetapi sebenarnya Suzuki masih punya
Suzuki Address versi ekspor yang modelnya cukup sporty namun tetap elegan. Saya
agak heran kenapa Suzuki tidak menjual Address lokal sperti versi ekspornya?
Apakah hitung-hitungan harganya kurang sesuai? Saya rasa tidak juga mengingat
fitur versi lokal dan ekspor tidak terlalu berbeda jauh dan build qulitynya juga serupa sehingga
seharusnya harganya tidak akan terpaut jauh. Tapi entahlah saya juga kurang
paham.
Yang menjadi
perbedaan yang paling terlihat antara Suzuki Address versi lokal dan ekspor
adalah penempatan lampu sein belakang model terpisah seperti motor sport, penggunaan ban tubeless, tambahan reflektor samping
(untuk beberapa negara), serta behel belakang yang sudah ready untuk dudukan bracket top box seperti yang terlihat
pada gambar di bawah ini.
Menurut saya
Suzuki Address versi ekspor ini seharusnya bahkan mampu bersaing dengan Vario
125 dengan sejumlah tambahan fitur seperti charger, side stand switch dan lampu
depan serta belakang LED. Lampu LEDnya tak harus model terintegrasi dengan
reflektor seperti di beberapa motor lain, cukup tambahan LED aftermarket
seperti merek Osram/Philips dengan model kaki M5 kaki 1 yang hrganya lebih
terjangkau sehingga tidak terlalu membebankan harga jual dan mudah & murah
untuk diganti jika lampu LEDnya mati.
Saya rasa dengan
menjual Suzuki Address lokal seperti versi ekspor ditambah beberapa fitur
tersebut serta strategi marketing yang tepat Suzuki Address akan mampu
berbicara banyak di pasar sepeda motor tanah air. Kenaikan harga mungkin bisa
dilakukan sepanjang masih di bawah 18 juta saya rasa masih cukup worth it (harga OTR saat ini 15,3-15,7
juta untuk Jabodetabek).
Saya tidak ingin
Suzuki Address sebagai satu-satunya motor matik entry level yang berbagasi helm-in dan tangki bahan bakar besar
yang tersisa bernasib seperti Honda Spacy yang sangat saya sayangkan harus
disuntik mati oleh Honda. Semoga penjualan Suzuki pada umumnya dan Address
khususnya dapat lebih baik lagi kedepannya.
Gambar diambil dari: https://www.motorcyclesrus.com.au/shop/bikes/new-bikes/suzuki-address-110-2019/
0 Comments