Subscribe Us

Header Ads

Avanza Bagaimanakah Riwayatmu Kini?


“Toyota Avanza adalah mobil yang paling susah disalip kalu lagi di jalan.” Candaan tersebut mungkin sudah sering kita dengar di sekitar kita. Hal tersebut wajar saja, sejak pertama kali diluncurkan pada 11 Desember 2003 hingga akhir Juli 2017 lalu penjualannya sudah menembus angka 1,6 juta unit di Indonesia dengan penjualan setiap bulannya stabil di kisaran 10 ribu unit.  Jumlah yang cukup fenomenal dan wajar saja kalau jalanan Indonesia dipenuhi oleh Toyota Avanza. Oh iya angka 1,6 juta unit tadi ternyata belum termasuk Daihatsu Xenia lho!
Namun tahta Toyota Avanza sebagai mobil terlaris di Indonesia mulai terancam setelah Mitsubishi menelurkan calon kuat sang pembunuh Avanza. Sejak awal peluncurannya di bulan Oktober 2017, akhirnya Mitsubishi Xpander berhasil merebut tahta Toyota Avanza pada bulan Februari 2018. Bayangkan saja selama sekitar 12 tahun kehadiran Toyota Avanza di indonesia akhirnya ada mobil yang mampu melengserkan Toyota Avanza sebagai mobil terlaris setiap bulannya. Pada bulan Februari tersebut menurut data penjualan wholesales Gaikindo, Mitsubishi Xpander berada di puncak dengan angka penjualan mencapai 7.400 unit sementara itu Toyota Avanza terjual 6.773 unit. Tidak hanya sampai di situ, Mitsubishi Xpander kembali berhasil melengserkan Toyota Avanza pada bulan Maret dan April. Berikut data penjualan wholesales Toyota Avanza dan Mitsubishi Xpander berdasarkan data dari Gaikindo.


Dari kedua tabel data penjualan tersebut terlihat Mitsubishi Xpander telah menempel ketat Toyota Avanza sejak awal tahun dan kemudian berhasil menyusul penjualan Toyota Avanza di ketiga bulan berikutnya. Penjualan Toyota Avanza yang selalu stabil di sekitar angka 10 ribu unit perbulan sebelum kehadiran Mitsubishi Xpander kini turun sepertiganya. Meskipun begitu nampaknya Mitsubishi Xpander belum bisa melenggang dengan mulus meninggalkan Toyota Avanza yang masih terus membuntutinya. Keterbatasan kapasitas produksi Mitsubishi Xpander yang tak sebanding dengan banyaknya jumlah permintaan yang masuk sehingga menyebabkan panjangnya antrian membuat para calon pembelinya cukup gerah dan berpaling ke lain hati.
Hal ini langsung direspon dengan cepat dan cukup tepat oleh pihak Toyota Astra Motor (TAM) dengan meluncurkan Toyota All New Rush. TAM nampaknya sudah mempersiapkan cukup matang kehadiran Toyota All New Rush untuk menggantikan Rush model lama yang sudah dihajar cukup telak oleh duet Honda BR-V dan HR-V. Taktik yang jitu, generasi Rush terbaru itu mendapatkan sambutan yang cukup hangat oleh pasar meskipun pada awalnya menuai kontroversi persoalan desainnya yang katanya “agak kurang SUV”. Hasilnya Toyota All New Rush mampu membendung laju Mitsubishi Xpander sekaligus memukul balik Honda BR-V dan mempersulit pergerakan HR-V. Menurut data penjualan Gaikindo, dalam empat bulan pertama tahun 2018 Toyota All New Rush telah terjual sebanyak 14.944 unit.

Lalu apakah pihak Toyota Astra Motor perlu segera menghadirkan generasi terbaru Toyota Avanza? Executive General Manager PT Toyota Astra Motor, Fransiscus Soerjopranoto yang saya kutip dari CNN Indonesia mengatakan bahwa pihak TAM tidak ingin tergesa – gesa untuk meluncurkan produk yang menjadi volume maker mereka ini. Mereka masih mempertimbangkan sektor desain/model dan sistem penggerak apakah tetap mempertahankan rear wheel drive atau justru beralih ke front wheel drive seperti para pesaingnya. Selain itu TAM juga masih mempertimbangkan keadaan ekonomi di tahun 2018 dan 2019 yang merupakan tahun politik. Jika demikian keadaannya maka kemungkinan besar generasi terbaru Toyota Avanza akan lahir paling cepat setelah pemilihan presiden tahun depan. Menurut saya langkah tersebut sangat bijak. Untuk melahirkan sebuah mobil sejuta umat yang telah menjadi tulang punggung penjualan Toyota Astra Motor selama hampir 15 tahun ini perlu pertimbangan dan perencanaan yang sangat matang. Apalagi menyangkut sesuatu yang telah menjadi ciri khas dari Toyota Avanza itu sendiri seperti sistem penggerak roda belakang. Sistem penggerak roda belakang yang dinilai cukup tanngguh dan mempunyai durabilitas yang relatif lebih baik dari penggerak roda depan terutama untuk kondisi jalan di Indonesia khusunya di luar pulau Jawa yang seringkali dijumpai jalan rusak bahkan terkadang ekstrim. Hal itulah yang membuat Toyota Avanza masih sulit ditingalkan para penggemarnya sampai saat ini. Pergantian sistem penggerak roda belakang ke penggerak roda depan mungkin saja dapat membuat Toyota Avanza ditinggalkan oleh para fans setianya. Selain itu, jika menjadi mobil berpenggerak roda depan maka Toyota Avanza akan serupa dengan para kompetitor di kelasnya dan tidak mempunyai Unique Selling Proposition (USP) lagi. Untuk itu perlu riset yang matang untuk menentukan hal tersebut.
Dilihat dari penjualan yang meskipun mengalami penurunan namun cukup stabil menempel ketat Mitsubishi Xpander saya jadi berpikir mungkin pihak TAM di tahun ini cukup melakukan minor change pada Toyota Avanza dengan menambahkan fitur-fitur keselamatan yang lengkap (VSC dan 6 Airbags) seperti yang mereka terapkan pada line up mereka yang lain dan mungkin saja dengan minor change tersebut bisa semakin membuat pihak Mitsubishi khawatir.

Post a Comment

0 Comments