Marathon? Dulu saat awal mulai hobi lari, saya pikir cuma orang gila yang mau lari-larian 42,195km. Haha.. ternyata pada akhirnya saya melakukannya juga! Jakarta Marathon 2013 merupakan marathon pertama saya dan ini juga merupakan ajang marathon pertama di Jakarta. Tadinya saya dan juga sebagian besar peserta meragukan kalo event lari sejauh 42,195km bisa dilakukan di Jakarta, namun pada akhirnya keraguan kami terjawab sudah pada 27 Oktober 2013.
Running gear:
Running gear:
Kutang reebok & BIB
Asics Gel Cumulus 15
Berangkat dari rumah pukul 03:30, sampai di Gambir pukul 04.05 jalanan lancar & belum dilakukan penutupan jalan. Setelah muter-muter nyari parkir di gambir, akhirnya masuk monas jam 04:25. Suasana saat itu sangat ramai, antrian di semua toilet portable terlihat mengular. Ribuan peserta juga sudah menumpuk di belakang garis start. Beberapa peserta terlihat sedang melakukan pemanasan, saya pun baru ingat kalau belum melakukan pemanasan. Oh iya pada race kali ini saya bersama dengan UI Runners. Jadi total ada 6 orang virgin marathoner dari UI Runners yang akan mencoba menaklukkan kerasnya marathon. Yudha, Tyo, Ega, Saya, Fadli, dan Aby
Tepat pukul 5 pagi bendera start diangkat oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, ibu Marie Elka Pangestu, Jakarta Marathon 2013 dimulai! Para pelari marathon & half marathon berhamburan meninggalkan garis start.
KM 1-5: Awal start kami hampir terbawa pace kebanyakan peserta lain yang cukup cepat, namun tak lama kami stabil di pace 7. Cuaca pada jam tersebut (sekitar pukul 5.00-5.35) masih cukup sejuh, namun matahari sudah semakin terang. Di 5 kilometer awal tersebut kami cukup rileks dah bahkan sering ngobrol dan tertawa-tawa, euforia marathon pertama masih sangat terasa.
KM 6-10: Kami masih tetap beriringan dengan pace meningkat jadi sekitar pace 6,8. Matahari makin terik. Di sekitar km 7 daerah Kota Tua pertama kali kami mampir di water station. Mulai banyak sesi foto di sini karena kebetulan ada peserta asal Malaysia yang banyak memotret kami
KM 11-15: Pace meningkat jadi 6,5. Cuaca semakin panas, matahari semakin tinggi, saat itu hampir pukul 7. Kami kembali mampir di water station km 15, di sini disediakan air mineral dan juga isotonik.
KM 16-20: Cuaca semakin panas, sekitar pukul 7.40 matahari sudah cukup tinggi. Pace kami mulai melambat jadi pace 7. Di km 17 seharusnya ada fruit station dari Indorunners tapi sayangnya di kami sudah kehabisan buah saat tiba di sana. Namun di fruit station tersebut juga disediakan spons dingin yang cukup berguna untuk mendinginkan tubuh, selain itu juga ada counter pain yang cukup berguna untuk menredakan pegal di betis yang mulai terasa saat memasuki km 16. Memasuki jalan H. R Rasuna Said cuaca semakin panas, pace semakin melambat di sekitaran 7,5, kehadiran water station & fruit station (pisang) terasan sangat menolong. Mulai terlihat banyak peserta yang kelelahan karena cuaca yang panas. Perut saya juga terasa kurang bersahabat saat memasuki jalan H.R Rasuna Said sehingga beberapa kali saya memutuskan untuk berjalan, sehingga rombongan UI Runners mulai terpisah-pisah dan saya pun tertinggal paling belakang.
KM 21-25: Cuaca semakin panas, perut semakin tak bersahabat. Beruntung saat putar balik di Pancoran ada toilet portable di belakang panggung hiburan. Di sekitar km 25 kembali saya kembali mampir di water station, selain air mineral juga disediakan sponge dan pisang. Pace sekitar 8-8,5.
KM 26-30: Bisa dibilang ini "jalur neraka"nya Jakarta Marathon, jalur paling maut dalam event ini. Mungkin saat itu sekitar pukul 9, tapi matahari sangat menyengat. Di sepanjang 5 kilometer tersebut terlihat semua peserta benar-benar kelelahan, banyak peserta yang duduk-duduk untuk istirahat sejenak dan membeli minuman di pedagang di pinggir jalan. Banyak juga peserta yang mengalami kram, termasuk saya yeng mengalami kram di betis. 5 kilometer di jalan Gatot Subroto tersebut benar-enar terasa panjang, saya pun sempat berpikir "kenapa saya ikut marathon? Lebih baik saya tiduran di rumah" Ya itulah yang terpikirkan oleh saya sepanjang 5 km di "jalur neraka" Jakarta Marathon. Rasanya seperti berjalan di gurun. Namun yang membuat saya kembali bersemangat karena para peserta saling memberikan semangat dan motivasi. Pace sepanjang 5 km tersebut mungkin sekitar 11-12.
KM 31-35: Cuaca tetap panas dan semakin panas. Belok ke jalan Gerbang Pemuda ada water station di depan JCC. Di water station tersebut saya kembali istirahat & meluruskan kaki. Kaki juga terasa panas sehinggat saya memutuskan untuk membuka sepatu dan menguyurnya dengan air. Saya juga berterima kasih untuk seorang peserta yang memberi balsem dan mbak-mbak madurasa yang memberikan madu. Jalanan di jalan Gerbang Pemuda sudah tidak steril, sehingga para peserta harus lebih hati-hati terhadap kendaraan yang melaju di sampingnya. Belok ke jalan Asia Afrika lalu-lintas semakin ramai, banyak sepeda motor yang memotong jalur pelari. Saya pun hampir terserempet motor di depan STC Senayan. Saya juga menyempatkan mampir ke sebuah mini market untuk membeli minuman isotonik. Pace saya sepanjang 5 kilometer tersebut sekitar 9-10.
KM 36-40: Memasuki kawasan CFD Sudirman-Thamrin. Rute yang sudah familiar bagi saya. Di 5 kilometer ini terasa cukup mudah. Entah kenapa saat kebanyakan peserta kehabisan tenaga saya justru tambah semangat di 5 kilometer ini. Sepanjang 5 kilometer ini terdapat water station dan fruit station yang cukup melimpah, tak hanya dari panitia namun juga dari sukarelawan. Dukungan dari para sukarelawan tersebut benar-benar memberi tambahan semangat. Setelah melewati kolong Semanggi saya berhasil menyalip Aby. Saya juga ingat dengan seorang wanita Jepang yang meneriakan "Ganbate!" sebelum patung sudirman yang membuat saya semakin semangat :D. Pace saya sepanjang 5 kilometer tersebut sekitar 7-7,5.
KM 41-Finish:
Cuaca tiba-tiba mendung saat penghujung km 40an. Pace semakin csepat sekitar 6-6,5. Saya kembali berjumpa denganYudha dan Ega. Melihat papan tanda km 41 membuat saya semakin ingin segera finish lalu selonjoran. Dan tak lama kemudian akhirnya...
Dan FINISH1KM 1-5: Awal start kami hampir terbawa pace kebanyakan peserta lain yang cukup cepat, namun tak lama kami stabil di pace 7. Cuaca pada jam tersebut (sekitar pukul 5.00-5.35) masih cukup sejuh, namun matahari sudah semakin terang. Di 5 kilometer awal tersebut kami cukup rileks dah bahkan sering ngobrol dan tertawa-tawa, euforia marathon pertama masih sangat terasa.
KM 6-10: Kami masih tetap beriringan dengan pace meningkat jadi sekitar pace 6,8. Matahari makin terik. Di sekitar km 7 daerah Kota Tua pertama kali kami mampir di water station. Mulai banyak sesi foto di sini karena kebetulan ada peserta asal Malaysia yang banyak memotret kami
KM 11-15: Pace meningkat jadi 6,5. Cuaca semakin panas, matahari semakin tinggi, saat itu hampir pukul 7. Kami kembali mampir di water station km 15, di sini disediakan air mineral dan juga isotonik.
KM 16-20: Cuaca semakin panas, sekitar pukul 7.40 matahari sudah cukup tinggi. Pace kami mulai melambat jadi pace 7. Di km 17 seharusnya ada fruit station dari Indorunners tapi sayangnya di kami sudah kehabisan buah saat tiba di sana. Namun di fruit station tersebut juga disediakan spons dingin yang cukup berguna untuk mendinginkan tubuh, selain itu juga ada counter pain yang cukup berguna untuk menredakan pegal di betis yang mulai terasa saat memasuki km 16. Memasuki jalan H. R Rasuna Said cuaca semakin panas, pace semakin melambat di sekitaran 7,5, kehadiran water station & fruit station (pisang) terasan sangat menolong. Mulai terlihat banyak peserta yang kelelahan karena cuaca yang panas. Perut saya juga terasa kurang bersahabat saat memasuki jalan H.R Rasuna Said sehingga beberapa kali saya memutuskan untuk berjalan, sehingga rombongan UI Runners mulai terpisah-pisah dan saya pun tertinggal paling belakang.
KM 21-25: Cuaca semakin panas, perut semakin tak bersahabat. Beruntung saat putar balik di Pancoran ada toilet portable di belakang panggung hiburan. Di sekitar km 25 kembali saya kembali mampir di water station, selain air mineral juga disediakan sponge dan pisang. Pace sekitar 8-8,5.
KM 26-30: Bisa dibilang ini "jalur neraka"nya Jakarta Marathon, jalur paling maut dalam event ini. Mungkin saat itu sekitar pukul 9, tapi matahari sangat menyengat. Di sepanjang 5 kilometer tersebut terlihat semua peserta benar-benar kelelahan, banyak peserta yang duduk-duduk untuk istirahat sejenak dan membeli minuman di pedagang di pinggir jalan. Banyak juga peserta yang mengalami kram, termasuk saya yeng mengalami kram di betis. 5 kilometer di jalan Gatot Subroto tersebut benar-enar terasa panjang, saya pun sempat berpikir "kenapa saya ikut marathon? Lebih baik saya tiduran di rumah" Ya itulah yang terpikirkan oleh saya sepanjang 5 km di "jalur neraka" Jakarta Marathon. Rasanya seperti berjalan di gurun. Namun yang membuat saya kembali bersemangat karena para peserta saling memberikan semangat dan motivasi. Pace sepanjang 5 km tersebut mungkin sekitar 11-12.
KM 31-35: Cuaca tetap panas dan semakin panas. Belok ke jalan Gerbang Pemuda ada water station di depan JCC. Di water station tersebut saya kembali istirahat & meluruskan kaki. Kaki juga terasa panas sehinggat saya memutuskan untuk membuka sepatu dan menguyurnya dengan air. Saya juga berterima kasih untuk seorang peserta yang memberi balsem dan mbak-mbak madurasa yang memberikan madu. Jalanan di jalan Gerbang Pemuda sudah tidak steril, sehingga para peserta harus lebih hati-hati terhadap kendaraan yang melaju di sampingnya. Belok ke jalan Asia Afrika lalu-lintas semakin ramai, banyak sepeda motor yang memotong jalur pelari. Saya pun hampir terserempet motor di depan STC Senayan. Saya juga menyempatkan mampir ke sebuah mini market untuk membeli minuman isotonik. Pace saya sepanjang 5 kilometer tersebut sekitar 9-10.
KM 36-40: Memasuki kawasan CFD Sudirman-Thamrin. Rute yang sudah familiar bagi saya. Di 5 kilometer ini terasa cukup mudah. Entah kenapa saat kebanyakan peserta kehabisan tenaga saya justru tambah semangat di 5 kilometer ini. Sepanjang 5 kilometer ini terdapat water station dan fruit station yang cukup melimpah, tak hanya dari panitia namun juga dari sukarelawan. Dukungan dari para sukarelawan tersebut benar-benar memberi tambahan semangat. Setelah melewati kolong Semanggi saya berhasil menyalip Aby. Saya juga ingat dengan seorang wanita Jepang yang meneriakan "Ganbate!" sebelum patung sudirman yang membuat saya semakin semangat :D. Pace saya sepanjang 5 kilometer tersebut sekitar 7-7,5.
KM 41-Finish:
Cuaca tiba-tiba mendung saat penghujung km 40an. Pace semakin csepat sekitar 6-6,5. Saya kembali berjumpa denganYudha dan Ega. Melihat papan tanda km 41 membuat saya semakin ingin segera finish lalu selonjoran. Dan tak lama kemudian akhirnya...
Akhirnya kami resmi menjadi Finisher of 42,195km! Saya berhasil finish dengan waktu 6 jam 18 menit
Setelah finish, setelah pendinginan akhirnya kami bisa selonjoran. Lutut rasanya udah soak, berdiri pun susah, jalan pun telapak kaki terasa sakit hahaha...
Sekian laporan dari Mandiri Jakarta Marathon 2013... #MariLari
Sekian laporan dari Mandiri Jakarta Marathon 2013... #MariLari
0 Comments